BRITA7 - Belum banyak yang tahu siapa sebenarnya salah satu pahlawan yang memperjuangkan hijab di Indonesia abad ini. Dia adalah Yoyoh Yusroh, Pejuang Jilbab yang Telah Tiada.
Sosoknya memang sangat sederhana dan bersahaja. Beliau merupakan salah satu aktivis 1970-an yang menolak larangan memakai jilbab di sekolah umum. Demikian yang dikatakan Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nida El Adabi Ramlan Sorad.
Saat melakukan aksi penolakan itu, Yoyoh masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas, yakni PGA di Pondok Pinang. Saat itu beliau merupakan koordinator gerakan perempuan untuk menolak kebijakan antijilbab di sekolah umum.
Beliau berpendapat bahwa pemakaian jilbab bagi seorang Muslim, merupakan hak setiap orang dalam menjalankan ibadahnya.
Beliau sempat mendatangi kantor wilayah dan kementerian. Bahwa ini merupakan pelanggaran HAM bagi kaum muslimah,
Saat masuk IAIN, Ciputat, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Ramlan merupakan sahabat satu angkatan dengan Yoyoh di Fakultas Adab. "Beliau merupakan pejuang dan semangatnya luar biasa," kenangnya.
Selanjutnya saat ia menjadi anggota dewan dari PKS, keberadaannya telah memberi nuansa baru di ruang rapat Komisi VIII DPR. Dia merupakan salah satu dari ke-4 orang pimpinan Komisi VIII DPR yang membidangi masalah agama, sosial dan pemberdayaan perempuan.
Beliau juga menjabat sebagai Wakil Ketua Internasional Muslim Women Union chapter Indonesia.
Beliau sangat vocal menentang Rumah Sakit Mitra Internasional (RSMI) yang menegaskan tidak akan mengizinkan karyawannya berjilbab hingga adanya peraturan yang sah mengenai jibab. Karyawati yang masih mengenakan jilbab sebelum 1 Januari 2009 dianggap melanggar PKB dan dikenai sanksi.
Beliau mengatakan Undang-Undang Dasar 45 telah menjamin setiap warga negara untuk menjalankan keyakinannya. Karenanya siapa pun termasuk karyawan memiliki hak untuk mengenakan jilbab dalam menjalankan pekerjaan mereka tanpa kecuali.
Beliau juga sangat membela Polwan dan Korps Wanita TNI di Indonesia berjilbab. Saat itu beliau mengatakan di Aceh diperbolehkan mengenakan jilbab tapi di daerah lain tidak boleh. Serta banyak lagi perjuangan lainnya yang membuat umat Islam bangga.
Mei 2011, Yoyoh Yusroh meninggal saat Toyota Inova hitam yang ditumpanginya terguling saat melaju dengan kecepatan tinggi. Diduga mobil yang ditumpanginya slip dan lepas kendali saat melintas di tikungan jalan tol Tegal Karang, Cirebon.
Beliau tutup usia pada usia 49 tahun. Dia pergi meninggalkan suami dan 13 orang anaknya, serta satu orang cicit.
Semua orang terhenyak, bahkan kabarnya langsung sampai ke dunia islam. Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badi’, turut menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Yoyoh Yusroh.
Ucapan belasungkawa yang dimuat di situs ikhwanonline.com. Dari situs inilah semua umat islam di Dunia mengetahui perjuangannya.
Sejarah hidupnya dimuat dalam buku berjudul Yoyoh Yusroh, Srikandi Indonesia yang Mendunia dan buku Yoyoh Yusroh Mutiara yang Telah Tiada.
Meminjam kata Netty Prasetyani, Yoyoh Yusroh Menjadikan Usia Sejarahnya Lebih Panjang dari usianya Sendiri.
"Semoga perjuangan beliau akan terus dilanjutkan oleh generasi selanjutnya."
Disarikan dari berbagai sumber