SUBHANALLAH...!!! POLISI BERPANGKAT PERWIRA INI MENGGUNAKAN WAKTU SENGGANGNYA UNTUK MENGAJAR MENGAJI ANAK-ANAK SETIAP HARINYA...!!





BRITA7 - Memang dalam menilai sesuatu kita tidak boleh generalisir, dan dalam membenci atau mencinta tidak boleh berdasarkan subyektifitas melainkan obyeknya atau perilakunya. Jika di Jakarta ada “polisi ganteng” yang populer pasca “peristiwa Sarinah”, lain lagi di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Seorang polisi mengundang decak kagum para netizen bukan karena parasnya.

Adalah Komisaris Polisi Kasdi, salah seorang Perwira Menengah di Polres Kutai Barat (Kubar). Kepala Bagian Perencanaan di Polres ujung barat wilayah hukum Polda Kaltim itu punya rutinitas unik dalam kesatuannya. Apa itu?

Lihat saja foto-foto ini. Dalam gambar yang diunggah fanspage facebook Humas Polres Kutai Barat itu, tampak seorang polisi berseragam sedang mengajar membaca al-Qur’an sejumlah gadis berjilbab.


Ya! Pria yang tidak disebutkan usianya itu juga “berprofesi” sebagai guru mengaji. Mari simak kisahnya yang ditulis mengiringi unggahan itu, Selasa, 9 Rabiuts Tsani 1437 H (19/01/2016) –dengan beberapa gubahan dari hidayatullah.com– berikut ini:

“Assalamu‘alaikum, anak-anak. Maaf, bapak belum ganti baju. Oya, tunggu sebentar ya, bapak shalat Maghrib dulu….,” ujar Pak Kasdi.

Sore itu, Senin (18/01/2016), aktifitas di Polres Kubar begitu padat, hal ini mengharuskan Kasdi berada di kantor hingga menjelang Maghrib. Ia tampak sibuk, berusaha menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera menuju ke Mushalla Polres Kubar.

Setibanya di mushalla, tampak anak-anak yang ingin belajar membaca al-Qur’an kepadanya, sudah menunggu mantan Kapolsek Barong Tongkok itu. 

Saat mengajar mengaji, terlihat ia begitu akrab dengan anak-anak. Tidak tampak ada jarak antara mereka. Ia mengajar layaknya mengajari anaknya sendiri, penuh rasa kasih sayang.

Kasdi mengisahkan, awal ia mengajar mengaji anak-anak itu sekitar 2 tahun lalu, mereka merasa takut pada dirinya. Menyikapi hal ini, ia mencoba mencari tahu akar permasalahanya.

Ternyata, ancaman dari para orangtua kepada anak-anak bahwa mereka akan ditangkap polisi jika tak mau menuruti orangtua, adalah permasalahan utamanya.

Lalu, secara terpisah Kasdi berusaha mengumpulkan anak santri untuk mengajari mengaji. Ia pun meminta agar para orangtua tidak melakukan ancaman itu lagi. Seiring perjalanan waktu, alhamdulillah, anak-anak itu bisa akrab dan dekat dengannya.

Teruslah mengabdi Bhayangkara, sederhana dan bermakna.

Pengajian di Mushola Polres
Kisah Kasdi diakui kebenarannya oleh salah seorang dai di Melak, Kubar, Edy Iffah, yang juga pengurus Pondok Pesantren Hidayatullah setempat. Ia mengaku pernah melihat Kasdi.

“Di kompleks kantor polres ada mushallanya, dan kalau sore usai Maghrib ada anak-anak sekitar mushalla yang belajar ngaji,” ujarnya kepada hidayatullah.com, Jumat (22/01/2016).

Di mushalla itu, terang dai yang bertugas di Melak sejak tahun 2009 ini, rutin digelar kegiatan pengajian yang diisi para ustadz Hidayatullah. Bukan kebetulan jika ada pegawai Polres Kubar yang anaknya belajar di pesantren itu.

“Saya juga sering dengar cerita-cerita seputar Kasdi dari orangtua santri,” ujar Edy yang pekan depan mulai berpindah tugas dakwah ke Kabupaten Mahakam Ulu.



Sumber: Hidayatullah.com